Pencarian
Bahasa Indonesia
  • English
  • 正體中文
  • 简体中文
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Magyar
  • 日本語
  • 한국어
  • Монгол хэл
  • Âu Lạc
  • български
  • Bahasa Melayu
  • فارسی
  • Português
  • Română
  • Bahasa Indonesia
  • ไทย
  • العربية
  • Čeština
  • ਪੰਜਾਬੀ
  • Русский
  • తెలుగు లిపి
  • हिन्दी
  • Polski
  • Italiano
  • Wikang Tagalog
  • Українська Мова
  • Lainnya
  • English
  • 正體中文
  • 简体中文
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Magyar
  • 日本語
  • 한국어
  • Монгол хэл
  • Âu Lạc
  • български
  • Bahasa Melayu
  • فارسی
  • Português
  • Română
  • Bahasa Indonesia
  • ไทย
  • العربية
  • Čeština
  • ਪੰਜਾਬੀ
  • Русский
  • తెలుగు లిపి
  • हिन्दी
  • Polski
  • Italiano
  • Wikang Tagalog
  • Українська Мова
  • Lainnya
Judul
Naskah
Berikutnya
 

Buddha atau Mesias Yang Kita Nantikan Hadir di Sini Sekarang, Bagian 2 dari 8

Details
Unduh Docx
Baca Lebih Lajut
Saya tinggal di dekat kuil. Banyak biksu dan biksuni tua dari grup saya yang tahu soal itu. Kami tinggal di sebuah rumah kecil. Para biksu dan biksuni tinggal di dalam rumah. Saya tinggal di sebuah gubuk kecil yang agak jauh dari halaman belakang. Itu semua rusak dan jelek, jadi saya memperbaikinya; saya tinggal di sana. Dan para biksu dan biksuni tinggal di dalam rumah yang kami sewa dengan penghasilan kami yang sedikit dari menjual sayuran, kecambah dan sebagainya. Semua biksu... banyak yang masih hidup dan tahu soal itu. Mereka masih ada di Taiwan (Formosa). Beberapa mungkin sudah pergi ke tempat lain, ke negara lain, tetapi mereka tahu semua cerita ini karena mereka tinggal di sana bersama saya. Lalu di kemudian hari, bahkan rumah itu dijual dan kami harus keluar, berkemah di mana saja dan diusir dari tempat ini, tempat itu. Atau kami berkemah di jalan – maksudnya jalan yang tak diinginkan. Juga, kami tinggal di beberapa rumah yang berhantu di mana tidak ada orang. Ada banyak rumah hantu di Taiwan (Formosa) sebelumnya, dan beberapa biksu dan biksuni sangat ketakutan.

Rumah yang pertama kali kami sewa, tidak ada yang tinggal di sana untuk waktu yang sangat lama... Saya tidak tahu berapa tahun. Dan rumputnya besar dan tinggi – bahkan terlihat mirip dengan tanaman tebu kecil – tumbuh di seluruh jalan. Kami harus memotong semuanya agar bisa masuk ke dalam rumah. Tapi kami membayar uang sewa; kurang lebih, itu lebih murah. Kemudian, setelah semua selesai, semuanya bagus, semuanya dibersihkan, mereka menjualnya! Seseorang membelinya. Jadi kami harus pindah dan tidak punya tempat tinggal. Jadi kami hanya berkeliling ke mana-mana di Taiwan (Formosa) dengan mobil tangan kelima, yang selalu “tidur” di jalan kapan saja mobil itu ingin “tidur.” Setidaknya kami punya itu. Kami menaruh beberapa barang kami di dalamnya, melakukan banyak hal dengan mobil itu dan kami berkemah di mana saja atau tidur di mana saja.

Jika kami menemukan tempat yang ada airnya, maka kami hanya berkemah untuk sementara di hari itu atau malam itu. Namun, kami sering diusir karena pemiliknya datang dan mengusir kami. Kami tidak tahu siapa pemiliknya; kami hanya tinggal di tanah lapang untuk sementara waktu. Tapi lalu jika mereka melihat kami, mereka akan memanggil polisi. Kemudian kami harus pindah pada malam hari. Dan terkadang kami berkemah di pinggir jalan, dan terkadang kami tidak punya air minum yang baik atau apa pun.

Dan untuk itu, saya bahkan berani memarahi seorang pengikut kuil itu. Dia pasti cukup besar untuk melakukan hal itu, berlenggok-lenggok di depan Buddha seperti itu. Dan menunjukkan semua barangnya, hampir semua barangnya di depan Buddha, bokongnya dan yang di depan juga. Dan saya sangat marah. Mungkin saya tak seharusnya marah. Tapi saya masih muda dan tidak punya pengalaman bagaimana menghadapi situasi seperti itu. Saya menjadi lebih baik dari hari ke hari, memikirkan hal itu. Saya harap orang itu memaafkan saya. Sekarang, kita bicara terlalu panjang.

Berbicara tentang biksu, para biksu mengenakan jubah, jubah yang bermartabat, untuk melambangkan ajaran Buddha dan jalan welas asih. Jadi, tentu saja, mereka akan membangkitkan respek dan kepercayaan dari orang-orang. Terkadang para umat, mereka berlebihan. Mereka membuat terlalu banyak masalah atau mereka terlalu memanjakan biksu itu sehingga biksu itu terkadang lupa untuk apa dia menjadi biksu. Tetapi karena itu janganlah memfitnah mereka atau membuat hidup mereka seperti di neraka. Apa pun yang mereka katakan, mereka tidak bermaksud buruk. Mereka mengatakannya langsung dari hati mereka karena mereka setidaknya telah mengajarkan beberapa prinsip Buddha dan mereka memegang 250 sila. Jadi setidaknya pada dasarnya, mereka berada dalam bingkai kebaikan. Tentu saja, mungkin beberapa dari mereka ada yang buruk, entah disengaja atau mereka sedang sakit atau normalnya mereka memang bukan orang yang baik atau tidak diajar dengan baik. Tapi siapa pun yang dengan tulus ingin menjadi biksu atau biksuni, mereka memiliki cita-cita ini di dalam hati mereka, cita-cita mulia. Mungkin mereka tidak berhasil, kemudian mereka keluar atau tidak baik-baik saja. Tapi tolong, biarkan mereka dalam damai.

Bahkan jika seorang biksu meminta umat Buddha untuk menyumbangkan banyak uang untuk wihara, dia tidak bisa makan semua itu. Dia makan maksimal tiga kali sehari, apa pun yang Anda berikan kepadanya di wihara. Dia mengenakan beberapa pasang pakaian, tidak banyak. Tidak ada yang mahal. Dan bahkan jika seseorang memberinya sebuah mobil dari uang sumbangan atau memberikannya kepadanya, itu adalah untuknya atau hanya untuk merawat tubuhnya yang lelah berjalan-jalan ke kota untuk bertemu dengan umat yang mungkin sakit untuk mendoakan mereka atau pergi ke pemakaman untuk mendoakan jiwa. Dia tidak melakukan sesuatu yang buruk dengan mobil itu. Jangan berpikir bahwa Anda hanya memberikan beberapa dolar lalu Anda punya hak untuk mengkritik seorang biksu seperti itu. Hidupnya sudah sangat tidak nyaman. Dia tidak punya istri, anak, cinta, tidak lagi punya cinta yang personal. Jadi dia telah meninggalkan mereka semua untuk mengikuti ajaran Buddha, dan dia percaya di dalam hatinya bahwa mungkin karena dia menjadi seorang biksu, dia akan tercerahkan, dia mungkin akan terbebaskan. Mungkin, mungkin juga tidak, tentu saja. Tidak semua orang yang menjadi biksu tercerahkan.

Hidup di dunia ini saja sudah sangat sulit, apalagi berbicara tentang hidup sebagai biksu. Setiap saat semua orang selalu memperhatikan. Jadi tolong pahami itu. Jika Anda tidak ingin menyumbang, maka jangan menyumbang. Jika Anda menyumbang, maka Anda tidak menjelekkan seorang biksu hanya karena donasi Anda. Anda tak punya hak melakukan itu. Anda harus menghormati mereka. Dan jika Anda semua baik, maka dia akan menjadi baik, meski awalnya dia tidak sebaik itu, tetapi lalu dia akan bersikap baik. Dan jika Anda datang kepadanya, Anda hanya bertanya tentang Dharma (Ajaran), kebaikan, dan bagaimana menjadi orang yang baik di masyarakat. Anda tidak menanyakan segala macam hal yang tidak masuk akal, atau untuk mengembalikan suami Anda kepada Anda, memakai sihir untuk mengembalikan istri Anda kepada Anda, mengendalikan istri Anda untuk Anda, apa pun. Hal-hal semacam ini bukan urusan seorang biksu.

Dan satu hal lagi: Jangan mengaitkan nama saya, ajaran saya dengan biksu atau pendeta mana pun. Saya tidak mengenal mereka, atau apakah mereka baik atau tidak baik. Dan saya tak ingin mereka berpikir bahwa saya memakai nama mereka untuk menjadi terkenal. Saya sudah terkenal – terlalu terkenal. Saya berharap saya tidak dilahirkan untuk menjadi terkenal seperti ini. Saya akan memiliki lebih banyak kedamaian, lebih sedikit pekerjaan. Oke. Itu tidak masalah. Kita semua dilahirkan di dunia ini; kita semua harus menanggung sesuatu yang kita sukai atau tidak kita sukai. Tetapi yang saya maksudkan adalah, jangan membuat masalah yang tidak perlu untuk saya. Jangan kaitkan saya dengan biksu-biksu terbaik di dunia, yang paling dihormati, yang paling banyak diikuti, atau biksu-biksu buruk, atau biksu-biksu sedang, atau biarawan mana pun, pendeta mana pun, atau biarawati mana pun dari agama apa pun.

Saya berada di luar semua jenis sistem agama. Saya hanya mengikuti para Buddha, Tuhan Yesus, dan banyak Guru dan Buddha lain yang serupa – “Para Guru” yang berarti Para Buddha – sampai saya kembali ke Rumah Guru, yang berarti Tanah Buddha. Saya akan pergi ke sana. Dan apakah Anda akan pergi ke sana atau tidak, itu pilihan Anda. Saya hanya menunjukkan jalan, dan saya membantu Anda dengan cara apa pun yang saya bisa – secara fisik, emosional, mental, dan spiritual. Karena terkadang, orang-orang memakai nama saya untuk melakukan hal-hal lain yang tidak bisa saya kendalikan. Bahkan salah satu mantan murid penetap saya sudah keluar, mencabang, dan menyebut dirinya guru. Tidak hanya satu, mungkin beberapa – saya tidak punya waktu untuk memeriksanya, tetapi saya hanya tahu beberapa karena mereka (para murid saat ini) melaporkannya ke saya. Saya tidak peduli. Saya hanya berharap mereka tidak melakukan hal-hal buruk dan merugikan orang lain karena keserakahan mereka dan tingkatan rendah mereka.

Masalahnya, Buddha telah memperingatkan Anda bahwa jika Anda punya ambisi yang rendah di dalam hati Anda, semua setan, hantu dari alam tak terlihat akan mengetahuinya, dan mereka akan mencoba untuk menipu Anda, memperdaya Anda, untuk memakai sebagian dari ilmu gaib mereka untuk dipinjamkan kepada Anda, membuat segala macam hal yang palsu. Misalnya, mereka akan membuat orang-orang melihat bahwa tubuh Anda memiliki keajaiban ini dan itu, kemudian sesuatu terjadi pada mereka, dan mereka juga bilang bahwa itu dari Anda, padahal itu tidak benar. Jika Anda punya ambisi – ambisi yang rendah di dalam hati Anda untuk ketenaran dan keuntungan duniawi – maka Anda akan berada di bawah pengaruh para setan. Saya tahu setidaknya beberapa dari mereka (para murid) yang meninggalkan saya, mencabang dan dirasuki oleh para makhluk gaib di dunia setan.

Ada banyak jenis setan. Buddha mengajarkan kita untuk mengetahui berbagai macam nama-nama setan dan hantu, seperti “yaksa”, misalnya. Banyak jenis setan dan hantu yang memiliki kekuatan – bukannya mereka tidak memiliki kekuatan. Maya – elemen yang berlawanan dengan Buddha – dia punya kekuatan yang lebih besar (daripada para setan dan hantu). Dia punya kekuatan yang hampir sama dengan Buddha, hanya saja dia tak punya welas asih. Itulah satu-satunya perbedaan antara Buddha dan maya. Kita sudah pernah bahas sebelumnya. Jika Anda tidak ingat, cobalah untuk mencarinya di sutra atau semacamnya.

Dan mereka bahkan mengancam Sang Buddha – salah satu setan, Mara (Raja setan), salah satu setan yang kuat memberi tahu Sang Buddha bahwa pada Zaman Akhir Dharma, dia akan membiarkan semua anak dan cucu, cicit, dan kerabatnya semuanya keluar menjadi biksu, dan mengenakan penampilan biksu untuk menghancurkan ajaran Buddha pada Zaman Akhir Dharma, yaitu saat ini.

“Setelah Ananda mengulangi pertanyaan tersebut tiga kali, Buddha berkata kepadanya, ‘Setelah nirwanaku, ketika Dharma hampir punah, Lima Dosa Berat akan mengotori dunia, dan jalan iblis akan berkembang pesat. Para iblis akan menjadi biksu, untuk merusak dan menghancurkan Jalanku. Mereka akan mengenakan pakaian seperti manusia biasa, juga dengan selempang biksu; mereka akan senang memamerkan selempang sila beraneka warna (kashaya). Mereka akan minum anggur dan makan daging, membunuh makhluk hidup dengan keinginan mereka untuk mendapatkan rasa yang enak. Mereka tidak akan memiliki pikiran yang penuh welas asih, dan akan saling membenci dan iri hati.” ~ Kepunahan Utama dari Sutra Dharma

Tapi ada banyak biksu yang baik, saya tahu itu. Itu tidak berarti bahwa mereka sudah tercerahkan atau tercerahkan sepenuhnya atau telah menjadi Arahat atau Buddha atau semacamnya. Saat ini, kita tidak punya. Saya minta maaf untuk mengatakan itu. Nah, beberapa dari Anda akan tahu jika mata batin Anda terbuka dan Anda bisa melihat. Tentu saja, Anda adalah orang-orang saya; Anda sangat kuat. Anda bisa pergi ke berbagai planet, ke berbagai Tanah Buddha. Anda bahkan bisa pergi ke Tanah Buddha Pengobatan, dan beberapa dari Anda pergi ke Tanah Buddha Amitabha. Beberapa dari Anda melihat Bodhisatwa Quan Yin, beberapa dari Anda sering melihat Tuhan Yesus. Dan lucunya, umat Buddha melihat Tuhan Yesus. Sampai sekarang, memang begitu. Dan beberapa orang Kristen melihat Buddha dan pergi ke Tanah Buddha, atau melihat Bodhisatwa Quan Yin, dll. Tidak masalah. Mereka semua adalah penjelmaan Kemuliaan dan Welas Asih. Di Tanah mana pun mereka berada saat ini, mereka hanyalah Welas Asih, Cinta Kasih, Kemuliaan, dan Belas Kasih.

Tiba-tiba, semuanya keluar begitu banyak, saya tidak tahu apa lagi yang harus saya katakan. Jadi, berlatihlah. Berlatihlah dengan baik, diam-diam, dan bersyukurlah. Bersyukurlah.

Photo Caption: Jangan Mencoba Apa Pun Jika Firasat Anda Bilang Tidak, Bahkan Jika Mereka Terlihat Mirip dengan Favorit Anda.

Unduh Foto   

Tonton Lebih Banyak
Video Terbaru
33:07
2024-08-20
77 Tampilan
2024-08-20
70 Tampilan
Bagikan
Bagikan ke
Lampirkan
Mulai pada
Unduh
Mobile
Mobile
iPhone
Android
Tonton di peramban seluler
GO
GO
Prompt
OK
Aplikasi
Pindai kode QR, atau pilih sistem telepon yang tepat untuk mengunduh
iPhone
Android