Pencarian
Bahasa Indonesia
  • English
  • 正體中文
  • 简体中文
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Magyar
  • 日本語
  • 한국어
  • Монгол хэл
  • Âu Lạc
  • български
  • Bahasa Melayu
  • فارسی
  • Português
  • Română
  • Bahasa Indonesia
  • ไทย
  • العربية
  • Čeština
  • ਪੰਜਾਬੀ
  • Русский
  • తెలుగు లిపి
  • हिन्दी
  • Polski
  • Italiano
  • Wikang Tagalog
  • Українська Мова
  • Lainnya
  • English
  • 正體中文
  • 简体中文
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Magyar
  • 日本語
  • 한국어
  • Монгол хэл
  • Âu Lạc
  • български
  • Bahasa Melayu
  • فارسی
  • Português
  • Română
  • Bahasa Indonesia
  • ไทย
  • العربية
  • Čeština
  • ਪੰਜਾਬੀ
  • Русский
  • తెలుగు లిపి
  • हिन्दी
  • Polski
  • Italiano
  • Wikang Tagalog
  • Українська Мова
  • Lainnya
Judul
Naskah
Berikutnya
 

Dalam Damai, Kita Bisa Mencapai Surga, Bagian 15 dari 16

Details
Unduh Docx
Baca Lebih Lajut
Untuk Tahun Baru, kita semua harus mengucapkan hal-hal yang sangat baik. (Ya.) Jadi, kita tak bisa mengatakan sesuatu yang tidak menguntungkan. (Ya.)

Ada sebuah cerita, seorang Guru dan seorang murid pergi ke ibu kota untuk mengikuti ujian kekaisaran. Sang Guru akan menghadiri ujian kekaisaran. Dia membawa seorang pelayan muda bersamanya, membawa barang-barang seperti botol, buku, kuas tulis dan tinta, dan lain-lain. Anda tau, kan? Muridnya selalu punya cara untuk berbicara negatif. Apa pun yang dikatakannya selalu negatif, bahkan setelah diajarkan ratusan kali, tetapi tetap saja sama. Kapan pun dia membuka mulutnya, selalu saja ada ucapan negatif. Misalnya, “Ya ampun! Lihatlah rumah itu, hati-hati. Bisakah itu terbakar?” Saat sepasang kekasih baru menikah, dia akan berkata, "Ya ampun! Apakah mereka akan hidup dan bersama dalam waktu yang lama? Mungkin mereka akan berpisah besok atau lusa.” Seperti perceraian. Dia selalu bicara omong kosong. Guru telah ajarkan berkali-kali, tetapi dia tidak bisa berubah.

Kali ini, mereka pergi ke ibu kota, karena sang Guru ingin menjadi sarjana terbaik di istana. Maka, dengan tegas Ia berkata kepada murid-Nya: “Kali ini, tolong jangan bicara buruk tentang apa pun, OK? Jangan bicara buruk tentang siapa pun. Jangan menatap mata siapa pun. Jangan melihat rumah orang lain juga. Jangan mengkritik siapa pun yang menikah. Jangan mengatakan apa pun tentang bisnis orang lain, seperti mengatakan apakah mereka mungkin kehilangan uang, hal-hal semacam itu. Jangan bicara buruk tentang orang lain pun mengutuk mereka. "Bisakah Anda mengingatnya?" “Ya, saya akan mengingatnya, Guru. Saya takkan bicara tentang siapa pun. Saat saya melihat seseorang, saya akan memejamkan mata saya. Sudahlah. Saya akan pergi saja. Kemudian saya tak akan kritik, tak akan bicara buruk tentang siapa pun. Saya akan tutup mulut saja.” OK. Bagus sekali.

Mereka berdua pergi bersama menuju ibu kota. Di tengah perjalanan, sang murid merasa agak lelah karena harus membawa barang-barang bawaan Gurunya. Seperti Anda yang baru saja membawa tandu untuk Kaisar, sangat melelahkan. Dan Anda harus menjaga agar kursi tidak jatuh. Benar? Anda tak bisa biarkannya jatuh. Tetapi muridnya adalah orang yang bertubuh kecil, sehingga, setelah sekian lama memikulnya, ia merasa kelelahan. Dia sudah setengah jalan dan sudah kelelahan, ditambah lagi Gurunya punya banyak barang, banyak buku, dan kemudian selimut, dan kantong tidur, dan cangkir baja, dan bantal juga. Barang untuk meditasi, banyak sekali. Dan kompor – terkadang dia perlu menyalakan api. Wah, melelahkan sekali. Apa ini disebut "pelayan kecil"? (Petugas studi.)

Petugas studi merasa lelah. Barang yang dibawanya terus berjatuhan di sepanjang jalan. Ketika ada yang terjatuh, ia mengambilnya dan berkata, "Oh tidak! Jangan jatuh lagi.” Ketika kita tidak berhasil dalam ujian, kita juga mengatakan “drop”? “Lempar?” (“Jatuh.” “Gagal ujian.") “Gagal ujian.” Itu benar. Di tengah perjalanan, benda itu terus berjatuhan lagi, lalu dia berkata, “Oh tidak! "Gagal dalam ujian lagi." Kemudian, saat dia berjalan, ada benda lain yang terjatuh, dan dia berkata, “Jatuh lagi. "Gagal ujian lagi." Kemudian dia berjalan dan sesuatu jatuh lagi. Dia berkata lagi, “Aneh sekali. Kenapa selalu saja 'gagal ujian'? Haruskah selalu jatuh ke tanah seperti ini?”

Kemudian Gurunya berkata, "Aku akan pergi ke ibu kota ikut ujian kekaisaran, dan kau terus mengatakan hal-hal yang tidak menyenangkan sepanjang jalan, mengatakan terus berjatuhan, terus 'gagal dalam ujian', terus berjatuhan, terus 'gagal ujian.' Kau tak bisa katakan hal itu terus-terusan. Jangan bicara tentang benda yang jatuh, OK?” Dia jawab, “Baiklah, Guru. Baik.” Ia lalu merangkai semuanya dengan tali dan mengikatnya di ikat pinggang dan bahunya. Mengikatnya di sekujur tubuhnya, lalu dia berkata, “Kali ini aku mengikatmu dengan sangat erat sehingga bahkan ketika kita tiba di ibu kota…”

Bagaimana katakan, “Lulus ujian?” (Lulus ujian kekaisaran. Raih nilai tertinggi di ujian kekaisaran. Berada di daftar peringkat ujian kekaisaran.) Apa yang sedang diikat jadi satu? (Berada di daftar peringkat ujian kekaisaran.) Ya, ya, ya. Pada daftar peringkat. Tapi terdengar seperti… {Terikat.) Jika diikat, akan masuk dalam daftar peringkat. Dia berkata, “Sekarang saya sudah mengikat ikatan itu dengan sangat kuat, sehingga ketika sudah sampai di ibu kota pun, tidak mungkin lagi ‘masuk daftar peringkat’.” Dia ingin menghindari perkataan, 'Jatuh ke tanah (gagal dalam ujian).' Mengertikah? (Ya.) Baiklah. Ini akan membuat Anda tertawa.

Terima kasih atas kerja keras Anda. Ucapkan terima kasih ke semua. (OK.) Saya tak dapat ucapkan terima kasih ke mereka satu per satu, tapi Anda ada kelompok, teman, saudara, dll.. yang bekerja di tempat lain. Sampaikan terima kasih ke semua. Terima kasih kepada mereka semua. (OK,) Terima kasih kepada mereka semua Hanya saja saya tidak bisa menyampaikannya satu per satu, karena kadang kalau saya menceritakannya di dapur, mungkin orangnya sudah pergi ke tempat lain. Kalau saya katakan itu kepada penjaga, besok bisa jadi bukan giliran dia, dan sebagainya. Semua orang bantu saya untuk sampaikan, ya. (OK.) Katakan Kaisar benar-benar ingin ucapkan terima kasih kepada mereka. (Terima kasih.) Saya ingin ucapkan terima kasih kepada mereka (Terima kasih, Guru) Selamat tinggal. (Selamat tinggal) (Terima Kasih, Guru.)

Selamat Tahun Baru! (Selamat Tahun Baru!) Ucapkanlah kata keberuntungan. Lakukanlah perbuatan baik. (Ya.) Ucapkan hanya kata-kata baik. Ingat? (OK.) Tidak bisa diikat… Jangan ikat "aku", OK? (Ya.) Baiklah. (Semoga Guru selalu dalam keselamatan dan kesehatan.) Semoga Anda pun demikian. Selamat Tahun Baru! Terima kasih (Selamat Tahun Baru! Terima Kasih, Guru.) Semoga berhasil. Selalu berhasil Semoga beruntung. (Ya. Semoga beruntung untuk Guru. Terima Kasih, Guru.) Jangan jatuh ke tanah. Ikatlah itu.
Tonton Lebih Banyak
Semua bagian  (15/16)
1
2024-10-08
2537 Tampilan
2
2024-10-12
1758 Tampilan
3
2024-10-15
1707 Tampilan
4
2024-10-19
1331 Tampilan
5
2024-10-22
1261 Tampilan
6
2024-10-26
1054 Tampilan
7
2024-10-29
1042 Tampilan
8
2024-11-02
1035 Tampilan
9
2024-11-05
1077 Tampilan
10
2024-11-09
1060 Tampilan
11
2024-11-12
955 Tampilan
12
2024-11-16
883 Tampilan
13
2024-11-19
772 Tampilan
14
2024-11-23
916 Tampilan
15
2024-11-26
746 Tampilan
16
2024-11-30
657 Tampilan
Bagikan
Bagikan ke
Lampirkan
Mulai pada
Unduh
Mobile
Mobile
iPhone
Android
Tonton di peramban seluler
GO
GO
Prompt
OK
Aplikasi
Pindai kode QR, atau pilih sistem telepon yang tepat untuk mengunduh
iPhone
Android